Rabu, 02 September 2015

The Best Of Madiun East Java

Sekilas Tentang Kota Madiun


Kota Madiun adalah salah satu kota madya di provinsi Jawa Timur. Berbatasan hampir seluruhnya dengan kabupaten madiun dan kabupaten magetan di sebelah barat daya kota ini menjadi ibu kota dari Karesidenan Madiun yang terdiri dari kota Magetan, Pacitan, Bojonegoro dan Madiun itu sendiri. Kota ini terletak 114 km sebelah timur kota Surakarta dan 169 km sebelah barat kota Surabaya.

Terletak di jalur perlintasan antara Provinsi jawa tengah dan Provinsi jawa timur menjadikan kota ini sangat strategis untuk pengembangan pusat perdagangan dan industri khususnya untuk daerah Jawa Timur bagian barat.

Sejarah

Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata "medi" (hantu) dan "ayun-ayun" (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya bukan dinamakan Madiun, tetapi Wonoasri.

Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kediri (Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun. Seperti munculnya tokoh Retno Dumilah.
 
Beberapa peninggalan Kadipaten Madiun salah satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, dimana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun, Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak disekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.

Kota Madiun dahulu merupakan pusat dari Karisidenan Madiun, yang meliputi wilayah Magetan, Ngawi, Ponorogo, dan Pacitan. Meski berada di wilayah Jawa Timur, secara budaya Madiun lebih dekat ke budaya Jawa Tengahan (Mataraman atau Solo-Yogya), karena Madiun lama berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.
Pada tahun 1984, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun yang dipimpin oleh Muso di daerah Dungus, Wungu, Kabupaten Madiun yang sekarang di kenal dengan nama Monumen Kresek.



Kesenian Asli Daerah Madiun

 


Dongkrek kesenian asli daerah Madiun

Dongkrek merupakan perpaduan antara seni musik dan gerak tari asli dari daerah kabupaten Madiun. Sayangnya, karena kurang publikasi dan pembinaan, kesenian ini terkesan tenggelam dan kalah pamor dari kesenian Reog Ponorogo. 

Asal muasal seni dongkrek terjadi pada sekitar tahun 1879 yang mana pada tahun ini rakyat Desa Mejayan terkena wabah penyakit mematikan. Menderita sakit saat siang dan sorenya meninggal. Atau, sakit pada pagi hari, malam harinya seketika meninggal dunia. Dalam kesedihannya Raden Prawirodipuro melakukan meditasi dan bertapa di wilayah gunung kidul Caruban. Ia kemudian mendapatkan wangsit untuk membuat semacam tarian atau kesenian yang mampu mengusir balak. 

Wangsit yang didapat menggambarkan para punggawa kerajaan roh halus atau pasukan genderuwo menyerang penduduk Mejayan akan dapat diusir dengan menggiring mereka keluar dari desa. Maka, dibuatlah semacam kesenian yang melukiskan fragmentasi pengusiran roh halus yang membawa pagebluk tersebut. 


Makanan Khas Daerah Madiun

Membicarakan Kota Madiun tidaklah puas rasanya jika tidak membicarakan dua icon kuliner spesial khas kota Madiun. Yaitu sambal pecel dan brem.

Siapa yang tidak kenal dengan Pecel. Makanan ini sudah ada di beberapa kota di luar Madiun. Dan di kota Madiun banyak di temui di banyak depot ataupun warung yang menjual nasi pecel. Kita juga bisa mendapatkan sambal pecel kering di banyak pusat oleh-oleh khas Kota Madiun. Dengan banyak sayur mayur yang digunakan, nasi pecel Madiun termasuk dalam makanan sehat yang kaya akan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh kita. Jadi jangan ragu lagi untuk mencoba kelezatan Nasi Pecel Madiun atau Sambel Pecel Madiun untuk dipadukan dengan makanan lain ataupun untuk oleh-oleh kerabat Anda.



Brem juga merupakan makanan khas Kota Madiun. Makanan hasil fermentasi ini mempunyai cita rasa yang khas saat di makan. Ada sensasi rasa dingin di lidah saat makan Brem ini. Tidak hanya diminati sebagai oleh-oleh, masyarakat di Kota Madiun juga menggemari makanan ini sebagai camilan. Harganya pun sangat terjangkau. Dan saat ini Brem tidak hanya memiliki satu rasa tetapi udah banyak di kembangkan menjadi beraneka ragam. Dengan mudah kita bisa mendapatkan Brem di Pusat oleh-oleh yang ada di Kota Madiun. Di kota luar Madiun pun terkadang kita juga masih bisa menjumpai camilan khas ini.

 Berbagai Macam Julukan Madiun

  • Kota Brem
    • Dikarenakanan makanan Brem merupakan makanan khas Madiun yang telah dikenal masyarakat luas.

  • Kota Pecel
    • Madiun mendapat julukan kota pecel karena mempunyai makanan Nasi pecel makanan khas yang bergizi untuk kesehatan

  • Kota Sastra
    • Kota Sastra juga menjadi julukan Kota Madiun karena para pelajar di sini sangat pintar berprestasi di bidang sastra.

  • Kota Sepur (Kota Kereta Api)
    • Madiun dikenal kota sepur atau kota kereta api, hal ini dibuktikan dulu Madiun merupakan arus lalu lintas kereta api yang ramai.

  • Kota Pelajar
    • Kota Pelajar ini juga menjadi julukan kota Madiun karena banyak pelajar dari luar kota yang belajar di Kota Madiun sehingga menimbulkan kota Madiun kepadatan pelajar.

  • Kota Budaya.
    • Kota Madiun merupakan kota pewarisan budaya yaitu Budaya Pencak Silat Setia Hati.

  • Kota Gadis (Perdagangan, Pendidikan dan Industri)
    • Kota Madiun merupakan kota industri yaitu Industri Kereta Api dan Industri Gamping. 



Sumber :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar