Sekilas Tentang Kota Madiun
Kota
Madiun adalah salah satu kota madya di provinsi Jawa Timur. Berbatasan hampir
seluruhnya dengan kabupaten madiun dan kabupaten magetan di sebelah barat daya
kota ini menjadi ibu kota dari Karesidenan Madiun yang terdiri dari kota
Magetan, Pacitan, Bojonegoro dan Madiun itu sendiri. Kota ini terletak 114 km
sebelah timur kota Surakarta dan 169 km sebelah barat kota Surabaya.
Terletak
di jalur perlintasan antara Provinsi jawa tengah dan Provinsi jawa timur
menjadikan kota ini sangat strategis untuk pengembangan pusat perdagangan dan
industri khususnya untuk daerah Jawa Timur bagian barat.
Sejarah
Madiun merupakan suatu wilayah yang
dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun
dapat diartikan dari kata "medi" (hantu) dan "ayun-ayun"
(berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat
tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh
Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya bukan dinamakan
Madiun, tetapi Wonoasri.
Sejak awal Madiun merupakan sebuah
wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah
Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di
tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kediri (Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak
pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di
Madiun. Seperti munculnya tokoh Retno Dumilah.
Beberapa peninggalan Kadipaten Madiun salah
satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, dimana terdapat makam Ki Ageng
Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun,
Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak
disekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.
Kota Madiun dahulu merupakan pusat
dari Karisidenan Madiun, yang meliputi wilayah Magetan, Ngawi, Ponorogo,
dan Pacitan.
Meski berada di wilayah Jawa Timur, secara budaya Madiun lebih dekat ke budaya
Jawa Tengahan (Mataraman atau Solo-Yogya), karena Madiun lama berada di bawah
kekuasaan Kesultanan Mataram.
Pada tahun 1984, terjadi
pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun yang dipimpin oleh Muso di daerah Dungus,
Wungu, Kabupaten Madiun yang sekarang di kenal dengan nama Monumen Kresek.
Kesenian Asli Daerah Madiun
Dongkrek kesenian asli daerah Madiun
Dongkrek
merupakan perpaduan antara seni musik dan gerak tari asli dari daerah kabupaten
Madiun. Sayangnya, karena kurang publikasi dan pembinaan, kesenian ini terkesan tenggelam dan kalah
pamor dari kesenian Reog Ponorogo.
Asal muasal seni dongkrek terjadi pada sekitar tahun 1879 yang mana pada tahun ini rakyat Desa Mejayan terkena wabah penyakit mematikan. Menderita sakit saat siang dan
sorenya meninggal. Atau, sakit pada pagi hari, malam harinya seketika meninggal
dunia. Dalam kesedihannya Raden Prawirodipuro melakukan meditasi dan bertapa di wilayah gunung kidul Caruban. Ia kemudian
mendapatkan wangsit untuk membuat semacam tarian atau kesenian yang mampu mengusir
balak.
Wangsit yang didapat menggambarkan para punggawa kerajaan roh halus atau pasukan
genderuwo menyerang penduduk Mejayan akan dapat diusir dengan menggiring mereka
keluar dari desa. Maka, dibuatlah semacam kesenian yang melukiskan fragmentasi
pengusiran roh halus yang membawa pagebluk tersebut.
Makanan Khas Daerah Madiun
Membicarakan
Kota Madiun tidaklah puas rasanya jika tidak membicarakan dua icon kuliner
spesial khas kota Madiun. Yaitu sambal pecel dan brem.
Siapa yang tidak kenal dengan Pecel. Makanan ini sudah ada di beberapa kota
di luar Madiun. Dan di kota Madiun banyak di temui di banyak depot ataupun
warung yang menjual nasi pecel. Kita juga bisa mendapatkan sambal pecel kering
di banyak pusat oleh-oleh khas Kota Madiun. Dengan banyak sayur mayur yang
digunakan, nasi pecel Madiun termasuk dalam makanan sehat yang kaya akan
nutrisi yang diperlukan oleh tubuh kita. Jadi jangan ragu lagi untuk mencoba
kelezatan Nasi Pecel Madiun atau Sambel Pecel Madiun untuk dipadukan dengan
makanan lain ataupun untuk oleh-oleh kerabat Anda.
Brem juga merupakan
makanan khas Kota Madiun. Makanan hasil fermentasi ini mempunyai cita rasa yang
khas saat di makan. Ada sensasi rasa dingin di lidah saat makan Brem ini. Tidak
hanya diminati sebagai oleh-oleh, masyarakat di Kota Madiun juga menggemari
makanan ini sebagai camilan. Harganya pun sangat terjangkau. Dan saat ini Brem
tidak hanya memiliki satu rasa tetapi udah banyak di kembangkan menjadi
beraneka ragam. Dengan mudah kita bisa mendapatkan Brem di Pusat oleh-oleh yang
ada di Kota Madiun. Di kota luar Madiun pun terkadang kita juga masih bisa
menjumpai camilan khas ini.
Berbagai Macam Julukan Madiun
- Kota Brem
- Dikarenakanan makanan Brem merupakan makanan khas Madiun yang telah dikenal masyarakat luas.
- Kota Pecel
- Madiun mendapat julukan kota pecel karena mempunyai makanan Nasi pecel makanan khas yang bergizi untuk kesehatan
- Kota Sastra
- Kota Sastra juga menjadi julukan Kota Madiun karena para pelajar di sini sangat pintar berprestasi di bidang sastra.
- Kota Sepur (Kota Kereta Api)
- Madiun dikenal kota sepur atau kota kereta api, hal ini dibuktikan dulu Madiun merupakan arus lalu lintas kereta api yang ramai.
- Kota Pelajar
- Kota Pelajar ini juga menjadi julukan kota Madiun karena banyak pelajar dari luar kota yang belajar di Kota Madiun sehingga menimbulkan kota Madiun kepadatan pelajar.
- Kota Budaya.
- Kota Madiun merupakan kota pewarisan budaya yaitu Budaya Pencak Silat Setia Hati.
- Kota Gadis (Perdagangan, Pendidikan dan Industri)
- Kota Madiun merupakan kota industri yaitu Industri Kereta Api dan Industri Gamping.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar